ProgramAudit dalam Penugasan Pertama Dalam suatu penugasan pertama, spesifikasi pengujian substantif yang detil dalam aktivitas audit biasanya belum akan disusun secara lengkap sampai selesainya kegiatan mempelajari dan menilai struktur pengendalian intern dan ditentukannya tingkat risiko deteksi yang dapat diterima untuk setiap asersi signifikan.

BAB PROGRAM AUDIT UNTUK PENGUJIAN SUBSTANTIFPerancangan pengujian substatif meliputi penentuan sifat, saat, dan luasnya pengujiansubstantif untuk setiap asersi laporan keuangan yang signifikan. Auditor menghubungkan asersi-asersi, tujuan, khusus audit,dan pengujian substantif dalam mengembangkan program audittertulis untuk pengujian to read all 13 pages?Previewing 6 of 13 pagesUpload your study docs or become a to read all 13 pages?Previewing 6 of 13 pagesUpload your study docs or become a member.

ProgramAudit dalam Penugasan Pertama Dalam suatu penugasan pertama, spesifikasi pengujian substantif yang detil dalam program audit biasanya belum akan disusun secara lengkap hingga selesainya kegiatan mempelajari dan menilai struktur pengendalian intern dan ditentukannya tingkat risiko deteksi yang dapat diterima untuk setiap asersi signifikan. Hubungan antara strategi audit awal, resiko deteksi yang direncanakan dan tingkat pengujian substantif yang direncanakan dapat dilihat pada Gambar Strategi Audit Awal Resiko Deteksi yang Direncanakan Tingkat Pengujian Substantif yang Direncanakan Pendekatan terutama substantif Rendah atau sangat rendah Tingkat tinggi Pendekatan taksiran resiko pengendalian rendah Moderat atau tinggi Tingkat rendah Gamber Hubungan Strategi Audit Awal, Resiko Deteksi, dan Tingkat Pengujian Substantif yang Direncanakan Jenis-Jenis Pengujian Substantif Menurut Mulyadi 2002 138, 236 Auditor dapat menggunakan 3 jenis pengujian substantif dalam prosedur audit a. Prosedur Analitik Analitical Procedure SA Seksi 329 “Prosedur analitik memberikan panduan bagi auditor dalam menggunakan prosedur analitik pada tahap perencanaan audit, tahap pengujian, dan pada tahap review menyeluruh atas hasil audit”. Prosedur analitik meliputi perbandingan jumlah-jumlah yang tercatat atau rasio yang dihitung dari jumlah-jumlah yang tercatat, dengan harapan yang dikembangkan oleh auditor. Tujuan prosedur audit dalam perencanaan audit adalah untuk membantu perencanaan sifat, saat, dan luas prosedur audit yang akan digunakan dala memperoleh bukti tentang saldo akun atau jenis transaksi tertentu. Oleh karena itu Prosedur Analitik dalam perencanaan audit harus ditujukan untuk 1. Meningkatkan pemahaman auditor atas usaha klien, transaksi, dan peristiwa yang terjadi sejak tanggal audit terakhir 2. Mengidentifikasi bidang yang kemungkinan mencerminkan resiko tertentu yang bersangkutan dengan audit. Tahap-Tahap Prosedur Analitik a. Mengidentifikasi perhitungan/perbandingan yang harus dibuat. Prosedur analitik mencakup perbandingan yang paling sederhana hingga model yang rumit dengan mengaitkan 24 berbagai hubungan dan sumber data. Prosedur analitik dapat dilakukan dengan review perubahan saldo akun tahun-tahun sebelumnya dengan tahun berjalan. b. Mengembangkan harapan Prosedur analitik meliputi perbandingan jumlah tercatat dengan harapan yang dikembangkan oleh auditor. Oleh karena itu auditor perlu mengembangkan harapan sebagai dasar untuk membandingkan perhitungan dan rasio yang akan dibuat dalam prosedur analitik. c. Melaksanakan perhitungan/perbandingan Pada tahap awal, auditor mengumpulkan data yang akan digunakan dalam perhitungan perbedaan antara jumlah persentase sekarang dibandingkan dengan jumlah persentase tahun-tahun sebelumnya. d. Menganalisis data dan mengidentifikasi perbedaan signifikan Data yang telah dikumpulkan akan digunakan untuk membandingkan harapan yang telah dikembangkan oleh auditor untuk mengidentifikasi perbedaan signifikan yang terjadi. e. Menyelidiki perbedaan signifikan yang tidak terduga dan mengevaluasi perbedaan signifikan. Auditor perlu mempertimbangkan kembali metode dan faktor-faktor yang digunakan untuk mengembangkan harapan serta meminta keterangan kepada manajemen. Informasi yang baru dapat memperbaiki harapan yang telah diterapkan auditor dan dapat menghilangkan perbedaan yang terjadi. f. Menentukan dampak hasil prosedur analitik terhadap perencanaan audit. Perbedaan signifikan yang tidak terduga biasanya dipandang auditor sebagai petunjuk meningkatnya resiko salah saji dalam akun perhitungan. Biasanya auditor akan melakukan pengujian yang lebih rinci terhadap akun yang bersangkutan. Dengan mengerahkan perhatian ke bidang yang memiliki resiko lebih besar, prosedur analitik dapat bermanfaat dalam pelaksanaan audit yang efektif dan efisien. Jika hasil prosedur analitik sesuai dengan yang diharapkan, dan tingkat resiko deteksi yang dapat diterima tinggi, auditor tidak perlu melakukan pengujian terhadap transaksi atau saldo akun rinci. Prosedur analitik pada umumnya memerlukan biaya yang relatif rendah. Oleh karena itu auditor harus mempertimbangkan seberapa jauh prosedur analitik akan membantu dalam pelaksanaan pengujian yang efektif. b. Pengujian terhadap Transaksi test of transaction Dalam pengujian terhadap transaksi, auditor fokus pada penemuan kemungkinan kekeliruan atau salah saji moneter, bukan 25 penyimpangan dari pengendalian internal. Pengujian terhadap transaksi terutama berupa 1. Prosedur pengusutan tracing Merupakan prosedur audit yang bermanfaat untuk menemukan kurang saji understatement. 2. Pemeriksaan bukti pendukung vouching. Merupakan prosedur audit yang bermanfaat untuk menemukan lebih saji overstatement. Pengujian terhadap transaksi memerlukan waktu yang lebih banyak dan memerlukan biaya yang lebih tinggi daripada prosedur analitik, tetapi pengujian atas transaksi lebih rendah biayanya bila dibandingkan dengan pengujian terhadap saldo rinci test of detail balance. c. Pengujian terhadap Saldo Rinci test of detail balance Pengujian terhadap saldo rinci difokuskan untuk memperoleh bukti secara langsung atas suatu saldo akun. Pengujian terhadap saldo rinci dolaksanakan oleh auditor untuk meminta konfirmasiconfirmation dari bank untuk saldo kas di bank klien pada tanggal neraca. Konfirmasi dari debitur untuk saldo piutang usaha yang tercantum dalam kartu piutang usaha. Auditor juga melakukan inspeksiinspection terhadap aktiva tetap dan melakukan pengamatan terhadap perhitungan fisik persediaan, dan melakukan pengujian harga pricing test terhadap saldo akhir persediaan di dalam pengujian transaksi terhadap saldo rinci. Semakin tinggi resiko deteksi yang ditentukan auditor, semakin terbatas prosedur audit yang dilaksanakan oleh auditor terhadap suatu asersi yang bersangkutan, dan semakin rendah tingkat keandalan bukti audit yang diperlukan oleh auditor. Sebaliknya, semakin rendah resiko deteksi, maka semakin luas prosedur audit yang akan ditempuh auditor, dan semakin tinggi keandalan bukti audit yang diperlukan oleh auditor. Dampak resiko pengujian terhadap saldo rinci dapat dilihat pada Gambar 26 Resiko Deteksi Pengujian terhadap Saldo Rinci Tinggi Periksa secara selintas scan rekonsiliasi bank yang dibuat oleh klien mengenai keakuratan matematis yang terdapat didalamnya. Moderat Lakukan review terhadap rekonsiliasi bank yang dibuat oleh klien dan lakukan verifikasi terhadap laporan pos-pos yang direkonsiliasi secara akurat. Rendah Buat rekonsiliasi bank dengan menggunakan rekening koran yang diperoleh dari klien dan lakukan verifikasi terhadap pos-pos yang direkonsiliasi serta keakuratan matematis. Sangat rendah Minta rekening koran bank secara langsung dari bank, dan buat rekonsiliasi bank, serta lakukan verifikasi terhadap pos-pos yang direkonsiliasi serta keakuratan perhitungannya. Gambar Dampak Resiko Deteksi terhadap test of detail balance Pengujian Substantif Sebelum Tanggal Neraca Mulyadi, 2002 239 SA Seksi 313 tentang pengujian substantif sebelum tanggal neraca memberikan panduan bagi auditor tentang 1. Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan oleh auditor sebelum menerapkan pengujian substantif terhadap akun rinci sebelum tanggal neraca. 2. Prosedur yang dapat memberikan dasar memadai untuk perluasan dari tanggak audit interim ke tanggal neraca sisa periode kesimpulan audit dari pengujian substantif utama. 27 3. Pengkoordinasikan saat timing pelaksanaan berbagai prosedur audit. Auditor dapat menerapkan pengujian substantif terhadap saldo suatu akun secara rinci dalam periode interim. Keputusan untuk melaksanakan pengujian sebelum tanggal neraca harus didasarkan pada apakah auditor dapat 1. Mengendalikan resiko audit tambahan bahwa salah saji meterial yang terdapat dalam akun tanggal neraca tidak akan terdeteksi oleh auditor. Resiko ini menjadi lebih besar jika periode waktu antara tanggal pengujian interim dengan tanggal neraca diperpanjang. 2. Mengurangi sedemikian besar biaya pengujian substantif yang diperlukan pada tanggal neraca untuk memenuhi tujuan audit yang telah direncanakan, sehingga pengujian sebelum tanggal neraca akan menjadi lebih efisien. Pengujian substantif yang dilakukan sebelum tanggal neraca juga memerlukan pengujian substantif pada tanggal neraca. Pengujian substantif pada periode sisa biasanya mencakup 1. Perbandingan saldo akun pada dua tanggal yang berbeda untuk mengidentifikasi jumlah yang tampak luar biasa dan penyelidikan jumlah perbedaan. 2. Pengujian substantif lain terhadap rincian untuk menyediakan bukti yang dipakai sebagai dasar memadai untuk memperluas kesimpulan audit internal ke tanggal neraca. Bila direncanakan dan dilaksanakan dengan semestinya, kombinasi antara pengujian substantif sebelum tanggal neraca dan pengujian substantif untuk periode sisanya dapat menghasilkan bukti kompeten bagi auditor sebagai dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan klien. 28 Rerangka Umum Pengembangan Program Audit untuk Pengujian Substantif Dalam pengembangan program audit, rerangka umum yang dapat dipakai sebagai acuan. Menurut Mulyadi 2002 240 sebagai berikut a. Tentukan Prosedur Audit Awal Prosedur audit awal digunakan oleh auditor untuk memperoleh keyakinan bahwa asersi dalam laporan keuangan didukung oleh catatan akuntansi yang andal. Terdapat enam langkah pada prosedur audit awal 1. Periksa saldo pos yang tercantum pada neraca ke saldo akun yang bersangkutan di dalam buku besar. 2. Hitung kembali saldo akun yang bersangkutan di dalam buku besar. 3. Lakukan review terhadap mutasi luar biasa dalam jumlah dan sumber posting dalam akun yang bersangkutan. 4. Periksa saldo awal akun yang bersangkutan ke kertas kerja tahun yang lalu. 5. Periksa posting pendebitan atau pengkreditan akun ke dalam jurnal yang bersangkutan. 6. Lakukan rekonsiliasi akun kontrol tersebut dalam buku besar ke buku pembantu yang bersangkutan. b. Tentukan Prosedur Analitik yang Perlu Dilaksanakan Prosedur analitik dimaksudkan untuk membantu auditor dalam memahami bisnis klien dan dalam menemukan bidang yang memerlukan audit lebih intensif. Dalam prosedur analitik auditor melakukan penghitungan berbagai rasio. Rasio-rasio tersebut dibandingkan dengan harapan auditor. Perbandingan ini membantu auditor mengungkapkan peristiwa atau transaksi yang tidak biasa, perubahan akuntansi, perubahan usaha, fluktuasi acak dan salah saji. c. Tentukan Pengujian terhadap Transaksi Pengujian terhadap transaksi terdiri dari pengusutan tracing dan pemeriksaan bukti pendukung vouching. Pengujian ini berfungsi untuk membuktikan keberadaan atau keterjadian, kelengkapan, hak dan kewajiban, penilaian atau alokasi, penyajian dan pengungkapan transaksi atau golongan transaksi. d. Tentukan Pengujian terhadap Saldo Rinci Auditor menentukan berbagai prosedur audit untuk menentukan keberadaan atau keterjadian, kelengkapan, hak dan kewajiban, penilaian dan alokasi, penyajian dan pengungkapan akun tertentu. 29 Kerangka Konseptual Kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar Kerangka konseptual menunjukkan bahwa ketika pengendalian internal menurun, maka pengujian substantif yang dilakukan akan meningkat sehubungan dengan peningkatan bukti, lingkup, waktu, dan biaya audit. Ketika pengendalian internal meningkat atau efektif, maka auditor akan mengurangi pengujian substantif karena resiko deteksi yang meningkat. Dengan demikian lingkup audit, waktu, biaya serta bukti yang diperlukan selama pengujian dilakukan akan semakin sedikit. Oleh karena itu pengendalian internal berpengaruh terhadap pengujian substantif dalam audit. Kerangka konseptual penelitian dapat dilihat pada Gambar Gambar Kerangka Konseptual Hipotesis Penelitian Ha Hipotesis merupakan hasil tanggapan sementara terhadap perumusan masalah peneliti yang dikemukakan oleh peneliti dalam rangka pembuktian tentang pemecahan suatu masalah yang masih diuji kebenarannya. Penulis mengajukan hipotesis dari penelitiannya sebagai berikut Ha Pengendalian Internal Internal control berpengaruh terhadap pengujian substantif dalam audit laporan keuangan. Pengendalian Internal Internal Control Pengujian Substantif Substantive Test 1 SAMPLING AUDIT DALAM PENGUJIAN SUBSTANTIF 2. SIFAT DAN TUJUAN Sampling audit adalah penerapan prosedur pengauditan atas unsur-unsur dalam suatu populasi kurang dari 100%, seperti saldo rekening atau kelompok transaksi, dengan tujuan untuk mengevaluasi beberapa karakteristik populasi. Rencana sampling dalam pengujian subtantif dirancang untuk 1.
dilakukan untuk setiap rekening, maka tujuan keseluruhan akan PROGRAM AUDIT UNTUK PENGUJIAN SUBSTANTIFKeputusan auditor sehubungan dengan rancangan pengujian substantif harus didokumentasikan dalam kertas kerja dalam bentuk program audit tertulis SA Program audit adalah daftar prosedur – prosedur audityang harus dilakukan. Prosedur – prosedur biasanya tidak didaftar menurutasersi atau tujuan khusus audit dengan maksud untuk menghindari pengulangan prosedur yang diterapkan pada lebih dari satu asersi atau tujuan. Sebagai tambahan dalam daftar prosedur audit, setiap program audit harus memiliki kolom – kolom untuk suatu referensi silang ke kertas kerja lain yang berisi bukti yang diperoleh dari setiap prosedur bila memungkinkan; paraf auditor yang melaksanakan masing – masing prosedur; dan tanggal pelaksanaan prosedur diselesaikan. Dalam praktik, auditor kadang– kadang membuat rincian yang berbeda untuk hal – hal tertentu dalam program auditnya. Sebagai contoh ditunjukkan secara lebih rinci tentang rencana sampel, termasuk besarnya sampel untuk berbagai pengujian dalam program audit itu sendiri. Namun dalam keadaan bagaimanapun program audit hendaknya cukup detil agar dapat memberikan Garis–garis besar pekerjaan yang akan dilakukan Dasar untuk koordinasi, supervisi, dan pengawasan audit Catatan mengenai pekerjaan yang dilakukanKERANGKA UMUM PENGEMBANGAN PROGRAM AUDIT UNTUK PENGUJIAN asersi-asersi laporan keuangan yang harus dicakup oleh program audit misalkan asersi-asersi keberadaan atau keterjadian, kelengkapan hak dan kewajiban, penilaian atas pengalokasian, dan penyajian atau pengungkapan yang berkaitan dengan saldo akhir persediaan. tujuan-tujuan audit spesifik untuk setiap kategori risiko bawaan dan risiko pengendalian dan tentukan pulatingkat risiko deteksi akhir untuk setiap asersi, sejalan dengan tingkat risiko audit keseluruhan dan tingkat materialitas yang dapatditerima. pengetahuan yang diperoleh dari prosedur-prosedur untuk mendapatkan pemahaman mengenai kebijakan dan prosedurpengendalian intern yang relevan, catatan akuntansi, dokumen pendukung dan proses akuntansi termasuk alur audit dan proses pelaporan keuangan yang berhubungan dengan asersi-asersi. pilihan – pilihan yang berhubungan dengan perancangan pengujian Audit dalam Penugasan PertamaDalam suatu penugasan pertama, spesifikasi pengujian substantif yangdetil dalam program audit biasanya belum akan disusun secara lengkap hingga selesainya kegiatan mempelajari dan menilai struktur pengendalian intern dan ditentukannya tingkat risiko deteksi yang dapat diterima untuk setiap asersi signifikan. Dua hal yang memerlukan pertimbangan khusus dalam merancang program audit untuk audit sebagai penugasan pertama adalah penentuan ketepatan saldo-saldo awal rekening pada periode yang diaudit; dan penentuan prinsip- prinsip akuntansi yang digunakan pada periode yang lalu sebagai dasar untuk menentukan konsistensi penerapan prinsip tersebut pada periode berjalan.
Yangpenting dalam program audit adalah bahwa catatan haus dibuat dan dipenuhi dan pengujian substantif dilakukan dalam program audit, dan catatan-catatan tersebut akan menyajikan tujuan-tujuan berikut: Untuk merekam atau mencatat pekerjaan, untuk tujuan review terhadap partner; Untuk merekam dan mencatat siapa yang melakukan pekerjaan
Apa itu Prosedur Substantif? Prosedur substantif adalah metode atau pengujian audit yang dirancang oleh auditor untuk mengevaluasi laporan keuangan perusahaan yang mengharuskan auditor untuk membuat bukti konklusif untuk memverifikasi kelengkapan, keakuratan, keberadaan, kejadian, pengukuran, dan penilaian asersi audit keuangan. catatan bisnis. Penjelasan Maksud di balik pelaksanaan prosedur Substantif oleh auditor adalah untuk memeriksa bahwa tidak ada kesalahan penyajian material dalam catatan keuangan bisnis, yaitu lengkap, akurat, valid, dan semua informasi material diungkapkan. Metode yang diikuti termasuk menguji saldo akun, memeriksa entri umum, dan penyesuaian lain yang dilakukan saat menyiapkan laporan keuangan perusahaan, dan itu juga termasuk membuat pertanyaan tentang transaksi yang mencurigakan. Beberapa contoh dapat berupa konfirmasi pihak eksternal seperti mengonfirmasi saldo bank perusahaan dari Bank secara langsung, melakukan penghitungan inventaris fisik, mengonfirmasi hutang dari kreditor bisnis, dll. Contoh Prosedur Substantif Misalnya ada perusahaan bernama BSR Trading, yang laporan keuangannya menunjukkan saldo sebagai berikut Saldo kas $ Saldo bank $ Saldo piutang sebesar $ Saldo hutang dagang $ Persediaan $ Adapun prosedur substantif yang dapat diikuti pada neraca di atas adalah Verifikasi fisik saldo kas dilakukan untuk memeriksa keakuratan saldo. Untuk memverifikasi saldo bank sebesar $ auditor harus mengirimkan surat tertulis ke bank klien untuk mengonfirmasi bahwa saldo klien dalam pembukuan bank adalah sama dengan saldo dalam pembukuan klien dan jika ada Jika ada ketidaksesuaian maka pertama-tama pernyataan rekonsiliasi bank harus disiapkan, dan jika masih ada perbedaan maka auditor harus melakukan penyelidikan untuk mengetahui perbedaan tersebut. Untuk saldo piutang, faktur penjualan harus diverifikasi, dan juga debitur dapat diminta untuk mengkonfirmasi saldo mereka. Untuk saldo Hutang Dagang, faktur pembelian harus diverifikasi, dan juga Kreditor dapat diminta untuk mengkonfirmasi saldo mereka. Untuk memeriksa saldo pembelian persediaan, faktur, serta faktur penjualan harus diverifikasi, dan penghitungan fisik persediaan harus dilakukan. Jenis Ada dua jenis yaitu sebagai berikut 1 - Uji Detail Pengujian detail mengacu pada proses pengumpulan bukti yang membantu dalam mengevaluasi kebenaran saldo akun, pengungkapan, dan transaksi akuntansi lainnya yang dilakukan oleh entitas bisnis dalam laporan keuangannya. 2 - Prosedur Analitis Substantif Prosedur analitik merupakan metode penting yang dilakukan saat melakukan proses audit. Prosedur analitis, evaluasi dilakukan atas laporan keuangan dengan mempelajari hubungan yang masuk akal antara data keuangan dan non-keuangan. Misalnya, perhitungan rasio, perbandingan saldo tahun lalu dengan tahun berjalan, dll. Prosedur Substantif untuk Transaksi Rekening Ini diikuti untuk memeriksa pembelian bahan baku bisnis Pertama, pesanan pembelian dan masing-masing faktur harus diverifikasi, dan kemudian faktur dicocokkan dengan GRN nota penerimaan barang untuk memeriksa bahwa untuk setiap faktur pembelian, barang masing-masing telah diterima. Tarif dan jumlah pembelian yang ada dalam pesanan pembelian harus sama dengan faktur pembelian. Kemudian posting barang yang diterima di akun buku besar yang relevan harus diverifikasi. Kemudian prosedur cut-off pada pembelian harus dilakukan. Last but not least, prosedur analitik dilakukan dengan membandingkan tren pembelian tahun lalu dengan pembelian saat ini, dan jika ada perbedaan besar dalam tren tersebut, maka alasan perbedaan tersebut harus ditemukan. Prosedur substantif diikuti untuk memeriksa transaksi pihak Terkait bisnis Transaksi dengan pihak terkait penting karena transaksi tersebut memiliki peluang lebih besar untuk tidak akurat karena dengan pihak yang terkait dengan pemilik / direktur perusahaan. Auditor harus memperoleh bukti yang relevan untuk memeriksa sifat, tujuan, dan luas transaksi tersebut, dan juga, harus dievaluasi bahwa transaksi tersebut pada harga wajar. Pentingnya Prosedur substantif penting untuk memeriksa keakuratan & kelengkapan transaksi bisnis, pengukuran & penilaian aset atau kewajiban bisnis itu dan untuk memeriksa bahwa pengungkapan semua item material dilakukan dengan benar, dll. Prosedur ini penting saat melakukan audit untuk mengomentari kebenaran dan kewajaran laporan keuangan perusahaan. Ini memberikan jaminan atas asersi berikut kepada auditor Adanya aset dan liabilitas pada tanggal tertentu. Aset yang dilaporkan harus dimiliki oleh perusahaan pada tanggal yang ditentukan. Kewajiban yang dilaporkan harus menjadi kewajiban perusahaan untuk membayar pada tanggal tertentu. Semua aset dan kewajiban yang ada harus dinilai dengan tepat dan dicatat dalam laporan keuangan perusahaan. Peristiwa atau transaksi yang dicatat harus terkait dengan periode audit itu saja. Transaksi dicatat pada jumlah yang benar, dan hanya biaya dan pendapatan yang dicatat yang berkaitan dengan periode itu. Kesimpulan Prosedur audit substantif adalah pengujian yang dirancang untuk mengumpulkan bukti-bukti tentang transaksi bisnis sehingga kejadian, keabsahan, keberadaan transaksi dapat diverifikasi, dan keakuratan perlakuan akuntansinya dapat diperiksa.
metodologiperancangan pengujian detail saldo meliputi empat tahapan, yaitu: Menilai materialitas dan risiko bawaan suatu akun. Menetapkan risiko pengendalian Merancang pengujian transaksi dan prosedur analitis Merancang pengujian detail saldo untuk memenuhi setiap tujuan spesifik audit secara memuaskan. Pengujian rinci atau detail transaksi
Skip to documentHomeMy LibraryDiscoveryInstitutionsUniversitas PadjadjaranUniversitas Gadjah MadaUniversitas AirlanggaUniversitas DiponegoroUniversitas Negeri MedanUniversitas BrawijayaUniversitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jawa TimurUniversitas TerbukaUniversitas IndonesiaUniversitas Mercu Buana JakartaPoliteknik Kesehatan Kemenkes SemarangUniversitas Islam Negeri Sultan Syarif KasimUniversitas SriwijayaPoliteknik Negeri BatamUniversitas SurabayaSee all InstitutionsCoursesPopularPengantar Ilmu KomunikasiChemical engineering TK 031chemistryAnalisis zat giziAkuntansi accPengauditan I AKA302Medicine Kedokterandisintegrasi bangsa db1IPAakuntansi manajemen akmen19Psikologi PsychologyAccounting 1Pengantar Ilmu Ekonomi Makro E11Bahasa Indonesia MKU 103keperawatan jiwaTrendingAccounting theory ATglobal management MENGLOsastra inggris BLAW2001teknik T201MPK AgamaTeknik Multimedia 953433501Advanced Accounting 2 AKU3104Perkembangan Peserta DidikSistem InformasiTranslation for General Text BAE301Wawasan Sosial Budaya Maritim 007U0032agama islam AEI001Bahasa Indonesia BINDO 21Kesehatan dan Gizi KPP1305Pancasila and Citizenship/ Pancasila dan Kewarganegaraan HKU120NewestManajemen Produksi dan Operasional EA1234Introduction to Accounting AKU1601International Relations 46944Biology science education Psyc211Perpajakan I PJK201Landasan Kependidikan MKDK 53074TAX and Accounting Tax1Manajemen PerpajakanPengantar Ilmu Komunikasi SKOM4101SkripsiAqidah 1000010502Advanced English TMS211052Kewirausahaan I40C202Introduction to Managementart course short art123DocumentsPopularDocx14Tugas 2 Pendidikan Agama Islam Rizki Anugerah Lastiyanto NIM 043482888Laporan Praktikum I Gerak Refleks KELLaporan Praktikum PENGENALAN ALAT DAN BAHAN KIMIA UNIVERSITAS JENDRAL SOEDIRMAN ARFIKAMakalah Raven's Progressive Matrices Class AKapanngaji SRSlisa meica Makalah Ipoleksosbudhankam biologi dasar dan makalah nxjdkciChorzow Factory Case Summary [Oktaviano P]Bagaimana Esensi Dan Urgensi Identitas Nasional Sebagai Salah Satu Determinan Pembangunan Bangsa Dan KarakterChapter 10 - Summary Kieso Intermediate Accounting70254782 Soal Jawaban Latihan MikroekonomiProposal Action PLANMakalah Geopolitik dan Geostrategi KWnSoal Prosedur Penggunaan ArsipCh16-180515104819 - solution manual - cost accounting-Horngren 15th ed TrendingTanya Jawab Perkuliahan Etika Profesi Pertemuan ke 1LAPORAN PENDAHULUAN POST SCMakala sistem ekonomi pancasila KLPK 4 Soal persamaan akuntansi pemerintahan soalLaporan Praktikum Biologi Uji Makanan47441941tugas ekonomi universitas muhammadiyah tangerang , akuntansi 2020/2021Soal Akuntansi Perusahaan JasaLaporan Praktikum pengenalan alat laboratoriumPendekatan dalam Melihat Bisnis dan Lingkungan, mengapa belajar bisnisMakalah Filsafat Pendidikan Kelompok 2 BAB IIlaporan pengamatan tanaman dan buahMakalah Kelompok 1 Sejarah, kedudukan, dan fungsi bahasaSOAL Jawab ILMU Negara - UTSKonsep dan urgensi pendidikan kewarganegaraan dalam pencerdasan kehidupan bangsalaporan akhir enrichman program bina nusantaraNewestKonsep Ketuhanan Dalam carrefour-vs-wal-mart-the-battle-for-global-retail-dominanceP-FRM-K3-001 Identifikasi Bahaya, Pengendalian dan Penilaian Resiko K3Materi-k3 - matakuliah k3Pengertian Hukum Pajak InternasionalLandasan pendidikan dari berbagai perspe5114-Article Text-15057-1-10-20211022Ketentuan Umum dan Tata Cara PerpajakanRevisi TA GustutNanopdf - nothingBab2 - AhgggdwhjxnjLampiran - SkripsiBAB VI - SkripsiPendahuluan - SkripsiBAB VII - SkripsiBooksAn Introduction to Functional Grammar Michael Halliday; Christian MatthiessenResearch Methods in Linguistics Lia LitosselitiAuditing and Assurance Services Alvin A. Arens; Randal J. Elder; Mark S. Beasley; Chris E. HoganIntermediate Accounting Donald E. Kieso; Jerry J. Weygandt; Terry D. WarfieldIlmu Pendidikan Konsep, Teori dan Aplikasinya Hidayat, Rahmat and Abdillah, Abdillah 2019Communication Mosaics an Introduction to the Field of Communication Julia T. WoodElementary and Middle School Mathematics Teaching Developmentally John a Van De Walle; Karen S Karp; Jennifer M Bay-williamsAdvanced Accounting Floyd A. Beams; Joseph H. Anthony; Bruce Bettinghaus; Kenneth SmithCost Accounting William K. Carter; Milton F. UsryLa regia teatrale nel secondo Novecento. Utopie, forme e pratiche Giovanna ZanlonghiAccounting Theory Vernon KamInformation Technology Auditing and Assurance James A. Hall; Tommie W. SingletonOrganizational Behavior Stephen P. Robbins; Tim JudgeMacroeconomics Greg MaynesKieso Intermediate Accounting Donald E Kieso, CPA; Donald E. Kieso; Jerry J Weygandt, CPA; Jerry J. WeygandtWas this document helpful?Leave a comment or say thanksTEKNIK PEMILIHAN SAMPLING AUDIT UNTUK PENGUJIAN ATAS PENGENDALIAN DAN PENGUJIAN SUBSTANTIF ATAS TRANSAKSI Fakultas Ekonomi dan Bisnis Syafdinal, Dr. H. Islahuzzaman, Ak., Dr. Rita Yuniarti, Ak. Aida Wijaya, Ak., CA. Rini Susiani, Ak., Mirna Dianita, Ak., CA. Modul ini membahas mengenai Teknik pemilihan Sampling Audit untuk Pengujian atas Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi Mahasiswa mampu menjelaskan, menyusun dan melaksanakan Teknik pemilihan Sampling Audit untuk Pengujian atas Pengendalian dan Pengujian Substantif atas Transaksi
Proseduraudit ekuitas pemegang saham adalah cara yang digunakan auditor untuk membuktikan adanya kebenaran saldo modal yang dilaporkan dalam laporan keuangan tahunan. Apa program audit dalam pengujian substantif terhadap ekuitas pemegang saham tentunya harus membandingkan dengan akta pendirian yang telah disahkan oleh menteri hukum.

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas. Auditor harus penghimpun bukti yang cukup untuk memperoleh dasar yang memadai untuk menyatakan pendapat atas laporan keuangan. Pengujian substantif menyediakan bukti mengenai kewajaran setiap asersi laporan keuangan yang signifikan. Perancangan pengujian substantif meliputi penentuanSifat pengujianWaktu pengujianLuas pengujian substantifSifat pengujianJika tingkat risiko deteksi yang dapat diterima adalah rendah maka auditor harus menggunakan prosedur yang lebih efektif yang biasanya juga lebih mahal Ada tiga tipe pengujian substantif yang dapat digunakan yaituPengujian rinci atau detail saldoPengujian rinci atau detail transaksiProsedur analitisPengujian rinci atau detail saldo metodologi perancangan pengujian detail saldo meliputi empat tahapan, yaituMenilai materialitas dan risiko bawaan suatu risiko pengendalianMerancang pengujian transaksi dan prosedur analitisMerancang pengujian detail saldo untuk memenuhi setiap tujuan spesifik audit secara rinci atau detail transaksipengujian detail transaksi dilakukan untuk menentukanKetepatan otorisasi transaksi akuntansi pencatatan dan peringkasan transaksi tersebut dalam pelaksanaan posting atas transaksi tersebut ke dalam buku besar dan buku analitisUntuk memperoleh pemahaman mengenai bisnis dan industri menilai kemampuan perusahaan dalam menjaga kelangsungan mendeteksi ada tidaknya kesalahan dalam laporan keuangan menentukan dapat tidaknya dilakukan pengurangan atas pengujian audit pengujian Tingkat risiko deteksi yang dapat diterima mempengaruhi penentuan waktu pelaksanaan pengujian substantif. Jika risiko deteksi rendah maka pengujian substantif lebih baik dilaksanakan pada atau dekat dengan tanggal analitisSemakin rendah tingkat risiko deteksi yang dapat diterima, semakin banyak bukti yang harus dikumpulkan, auditor dapat mengubah jumlah bukti yang harus dihimpun dengan cara mengubah luas pengujian subtantif yang dilakukan. Keputusan auditor tentang rancangan pengujian substantif didokumentasikan dalam kertas kerja dalam bentuk program auditDemikian sedikit informasi dari saya semoga bermanfaat bagi kita semua. Amin. Terima informasi dari berbagai sumber di Lihat Money Selengkapnya

jF3j8rN.
  • ap5zrx2ebo.pages.dev/163
  • ap5zrx2ebo.pages.dev/447
  • ap5zrx2ebo.pages.dev/196
  • ap5zrx2ebo.pages.dev/107
  • ap5zrx2ebo.pages.dev/269
  • ap5zrx2ebo.pages.dev/218
  • ap5zrx2ebo.pages.dev/283
  • ap5zrx2ebo.pages.dev/461
  • program audit untuk pengujian substantif